Senin, 12 Maret 2012

Museum Negeri Jambi

Museum negeri Jambi dibangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi, dengan luas bangunan 4.000 meter persegi. Bangunan museum selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988. Bangunan Museum Negeri Jambi berasitektur Kajang Loko, yang menjadi cirri khas arsitektur rumah adapt masyarakat.A. Sejarah SingkatMuseum Negeri Jambi (dulu Museum Negeri Propinsi Jambi) mulai dibangun dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jambi, Masjchun Sofwan, SH.dalam salah satu upacara tanggal 18 Februari 1981 di lokasi dimana Museum ini berada yaitu di perempatan Jalan Urip Sumaharjo dan Jalan Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.Komplek bangunan setelah selesai dibangun diresmikan pendiriannya oleh Mendikbud, Prof. DR. Fuad Hasan pada tanggal 6 Juni 1988, dengan nama Museum Negeri Propinsi Jambi.Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Museum Negeri Propinsi Jambi berubah menjadi Museum Negeri Jambi sesuai dengan Perda No.15 tahun 2002.

Museum Negeri Jambi, IndonesiaGedung Museum Negeri Jambi
B. BangunanBentuk bangunan bercorak arsitektur tradisional Jambi yaitu Rumah Kajang Lako dan rumah Larik (Panjang) yang disesuaikan dengan keperluan teknik permuseuman. Bentuk Rumah Kajang Lako dituangkan pada bangunan gedung induk dan auditorium, sedangkan bentuk Rumah Larik (Panjang) dituangkan pada gedung administrasi, gedung storage, dan gedung konservasi/preparasi.C. KoleksiSebagai suatu museum umum, Museum Negeri Jambi mengumpulkan dan merawat semua jenis koleksi umum, yaitu benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah yang meliputi :
  1. Geologika : fosil kayu, batuan dan mineral serta benda bentukan alam lainnya
  2. Biologika : flora dan fauna serta fosil manusia
  3. Filologika : naskah yang ditulis tangan yang menguraikan suatu hal/peristiwa, incongKerinci yang ditulis di atas tanduk dan bambu, Al-Qur’an dan Kitab Tassauf yang ditulis tangan.
  4. Etnografika : terletak di lantai 2, merupakan ruang Khasanah Budaya Jambi, menyajikan antara lain, peralatan berburu tradisional, peralatan tani, peralatan menumbuk padi, peralatan menangkap ikan, kerajinan anyaman, kerajinan tenun dan batik, perlengkapan perkawinan suku Melayu Jambi, seperti amben, pelaminan, tempat tidur, peti tempat menyimpan barang rumah tangga, pakaian adat dari kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
  5. Arkeologika : benda peninggalan prasejarah sampai datangnya pengaruh budaya barat masih banyak terdapat di daerah Jambi, koleksi museum Jambi berupa beliung batu yang dipergunakan pada masa prasejarah di Kerinci, temuan di sekitar kompleks percandian Muaro Jambi seperti gong bertuliskan aksara kuno Cina, teko, piring porselen, fragmen tangan, arca Budha, arca Awalokiteswara, kalung jalinan kawat emas berliontin kepala binatang, gelang kuningan berbentuk rantai, dan benda arkeologi lainnya seperti : stupa, batu lapik, arca Prajna Paramita. Foto koleksi keramolokiga berupa guci gayung, pedupaan bertutup puncak gunung, piring sajian, botol amphora tiga warna, ceret, vas bunga Mei Ping biru putih bergambar burung Kuau, yang berasal dari Jambi, koleksi tersebut berada di Museum Nasional, Jakarta.
  6. Historika : koleksi yang memiliki nilai sejarah berupa foto koleksi Keris Siginjei, pedang samurai (katana), meriam jaman kolonial, pistol VOC, pedang perang, tombak upacara adat.
Stupa, Prasasti dan Meriam VOCPeninggalan Museum Jambi
  1. Numismatika dan Heraldika
  2. Keramologika : benda koleksi keramik dan tembikar kuno yang berasal dari Jambi, Cina, Arab, Myanmar dan Eropa, berupa tempayan, guci, piring tadah, cepuk, mangkok, kendi, botol, ceret bercucuk pendek, buli-buli berbentuk kuncup bunga teratai, dll.
  3. Seni Rupa
  4. Teknologika

0 komentar:

Posting Komentar